Rabu, 24 Desember 2014

MAHA CINTA RAHWANA #3

  Dalam pelajaran di Sekolah dasar
dan SMP biasanya RAMAYANA hanya disampaikan pada epos ke-5 saat
Rama di bantu pasukan kera yang
dipimpin Hanoman akhirnya mengalahkan pasukan Raksasa yang
dipimpin Rahwana.
    Shinta pun kembali ke pelukan Rama, sedangkan Rahwana gugur dalam perang. Rama sebagai simbol Kebaikan mengalahkan Kejahatan, and happy ending.
   Kenyataanya itu hanya sampai pada
epos 5 dari keseluruhan 7 epos
Ramayana. 
  Pertempuran di Alengka, kerajaan Rahwana adalah awal dari
Epos 6, yang menunjukkan cerita
betapa maha cinta-nya si Raja
Raksasa Rahwana. Bagaimana
disana ditunjukkan bahwa tidak ada
yang benar-benar jahat, dan tidak
ada yang benar-benar baik. 2 sisa
epos ini yang telah diangkat oleh
Sudjiwo Tedjo dalam "konser Maha Cinta Rahwana".
 
****
 Shinta telah kembali ke daerah hutan
Bharata tempat Arjuna membangun
kerajaanya, Shinta dan Rama tidak hidup bahagia,  namun ketika Shinta ketahuan Hamil. Saat itu Rama murka. Dia menuduh bahwa selama masa
penyekapan Shinta oleh Rahwana,
mereka sempat bercampur dan anak
dalam kandungan Shinta adalah
anak dari Rahwana.
Shinta sedih bercampur  kecewa atas tuduhan Rama, dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah bercampur dengan Rahwana.  karena kenyataanya Rahwana takut menyentuh Shinta karena dia tahu kalau dia berani menyentuh Shinta, sang putri yang sangat ia cintai tidak akan segan
untuk bunuh diri.
   Ego Rahwana memang memaksa untuk memiliki Shinta, tapi pada akhirnya Hatinya menang
karena tidak mungkin tega menyakiti kekasih yang dia Cintai.
  Tak lama kemudian Rama menuntut Shinta untuk membuktikan kesucianya
dengan ritual pati obong. Sebuah
ritual melompat kedalam api. Shinta
bersedia, demi membuktikan
pengabdianya kepada sang suami.
  Sebuah api unggun besar di buat di
alun-alun kota Ayodya. Di saksikan oleh
Rama, Lesmana dan Puluhan warga
Shinta melompat kedalam api
unggun tanpa ragu, karena dia benar benar tidak bercampur dengan Rahwana. Setelah berjam-jam api
bergolak dengan panas, api unggun
itu padam dan Shinta selamat. Bukti
bahwa Shinta suci.
   Lesmana dan warga bersorak
gembira dengan hasil itu, tapi tidak
dengan Rama. Rama masih ragu
dengan kesucian Shinta.
  Malam hari setelah Ritual Pati obong dia mengajak Lesmana untuk bicara 4 mata. Dia meminta lesmana untuk membawa Shinta ke tengah hutan Baratha dan membunuhnya. Pada awalnya Lesmana menolak melakukan itu, karena shinta telah rela melakukan Ritual pati obong dan dia berhasil selamat, itu sudah membuktikan kesuciannya menurut Lesmana,        Tapi karena itu adalah perintah dari kaka sekaligus Rajanya akhirnya dia menyanggupi.
Pagi harinya, Lesmana mengajak
Shinta ke tengah hutan. Alih-alih
membunuh Shinta disana , ternyata dia
membuatkan sebuah rumah pohon
untuk Shinta tinggali.
 Dia lantas menceritakan permintaan Rama kepadanya, Shinta menangis sejadi- jadinya, dia sangat kecewa kepada sosok Rama yang telah ia bela2 sampai2 merelakan melakukan pati obong namun Rama tega menyuruh Lesmana untuk membunuhnya, namun di sela kesedihan itu ia sangat berterima kasih pada kebaikan hati Lesmana.
   Lesmana pun meninggalkan Shinta di
tengah hutan dalam keadaan hamil,
tapi itu adalah hal terbaik yang bisa
dilakukannya untuk menyelamatkan
nyawa Shinta.
 Dalam perjalanan pulang dia
sempatkan berburu Rusa, anak panah
yang masih ada darah rusa itu di
serahkan ke Rama sebagai bukti
bahwa dia telah membunuh Shinta.
  Rama senang, dan beberapa waktu
kemudian menikah dengan adik
sulung Rahwana, Surpanakha yang
sebelumnya dijadikan tawanan
perang oleh Rama.
  Rama akhirnya menghabiskan masa hidupnya bahagia dengan istri dan selir-selir di kerajaan yang dia bangun.
  Namun Nasib lain di alami Shinta. Beberapa bulan setelah dia ditinggal Lesmana di tengah hutan,
usia kandungnya sudah sampai pada waktu melahirkan. Saat itu hujan badai
diluar rumah pohon yang di buatkan Lesmana. Tanpa pertolongan seorang
dukun beranak Shinta berjuang
melahirkan anaknya. Dalam rasa
sakit yang hebat dia berusaha
meraih-raih tirai untuk digenggam
sambil dia mendorong anaknya keluar.    Malang dia meraih ekor seekor ular raksasa. Sontak Shinta pun Kaget dan panic, dua anak kembar Shinta lahir,
namun Shinta sendiri tidak selamat.
   Dalam keadaan yang sangat kritis itu jiwa Rahwana menerobos keluar dari
Dhurma (alam setelah mati)
menjemput ke-2 anak kembar Shinta
dan menyerahkan dalam asuhan
Valmiki (seorang sakti, resi, dewa).
  Dalam perjalananya ke Kahyangan
untuk menemui Valmiki, Rahwana
membentangkan dua anak kembar
yang akhirnya diberi nama Lava dan
Khusa kepada dunia. Dia bertutur
Hai Dunia? Sesungguhnya siapa
yang Banjingan? Aku atau Rama?”.

****
   Well ya Ramayana memang
merupakan sebuah karya sastra yang
mengagumkan. Betapa dalam tiap
epos-nya mengundang kita untuk
berdecak kagum dengan aksi, emosi,
dan penokohan karakternya.

  ***
Satu hal tentang Ramayana, di cerita
itu tidak ada ada karakter yang
benar-benar baik, dan tidak ada
yang sepenuhnya hitam. Lihatlah
Rama, yang heroic tapi tega
menyuruh adiknya untuk membunuh
istrinya, dan bahkan menikah
dengan adik sulung musuh
bebuyutanya. Lihatlah Lesmana,
yang loyal dan setia tapi dalam
kebingungnya dia memilih
menghianati raja sekaligus
kakaknya. Lihatlah Shinta, yang setia
namun di Hatinya mengagumi
Rahwana dengan diam-diam.
Lalu Rahwana, sang Maha Cinta. Dia
yang sangat Jahat dengan merebut
Shinta dari Rama namun tetap
mencintai Shinta meskipun dengan
cara yang salah.
  Betapa dia sangat takut untuk menyakiti orang yang dicintainya. Mati untuknya, kemudia
menerobos keluar Dhurma untuk
menyelamatkan anak dari orang
yang di Cintainya.

***
 Maha Cinta Rahwana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar